How the Digital Era Changed Everything, Including Our Eating Behavior
- Desty Natasari
- Nov 29, 2016
- 3 min read

Beberapa hari yang lalu, kampus aku mendatangkan dosen tamu dari salah satu co-founder website ternama di Indonesia. Meskipun topik yang dibicarakan sedikit melenceng dengan content yang biasanya aku isi, yaitu tentang makanan, tapi ada satu pembahasan menarik yang berhubungan dengan alasan aku membuat blog ini. So please stay tune, guys! :)
Seperti yang sudah kita ketahui, khususnya untuk para generasi 90-an ke bawah hehe, era sekarang beda banget dengan era kita waktu kecil. Pengamat bilang sih generasi sekarang termasuk generasi milenial, dimana kecanggihan teknologi memiliki pengaruh besar terhadap diri kita. Jika jaman dulu kita masih bermain dengan teman atau tetangga secara tradisional karena masih belum ada gadget atau alat elektronik canggih lainnya, namun sekarang era-nya sudah serba digital.

Hal tersebut terlihat dari perilaku kita saat nongkrong bareng teman di sebuah restaurant atau kafe, hal utama yang kita tanyakan pada waiter pasti "password wifi-nya apa yah kak?" Hal lain juga dapat kita lihat dari kebanyakan anak kecil jaman sekarang udah pada pegang gadget masing-masing untuk sebatas bermain game.
Dari sudut pandang Pak Andrias Ekoyuono, dosen tamu kampus aku waktu itu, beliau mengatakan bahwa dalam 5 tahun terahir, pengguna internet di Indonesia meningkat dari 43 juta menjadi 102.8 juta. Selain itu, diantara 195 negara di dunia, Indonesia merupakan negara ke-6 dengan pengguna internet terbanyak.
Peningkatan itu disebabkan karena adanya beberapa faktor, salah satunya karena meningkatnya populasi kelas menengah di Indonesia, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan income. Ketersediaan sisa income merubah perilaku pembelian pelanggan yang semula hanya memanfaatkan layanan dari yang bersifat basic menjadi yang lebih advanced.

Contoh lain dari perubahan perilaku konsumen terlihat juga dengan maraknya platform serta aplikasi yang beredar dalam memudahkan konsumen untuk mencari apa yang konsumen inginkan. Jika jaman dulu rekomendasi mengenai tempat makan hanya bisa konsumen dapatkan melalui orang di sekitar mereka yang pernah mencoba tempat makan tersebut. Sekarang sudah terdapat platform zomato yang mempermudah konsumen untuk melihat tempat makan apa saja yang tersedia di sekitar mereka, selain itu konsumen juga dapat melihat review dari berbagai kalangan mengenai salah satu tempat makan tersebut.

Di sisi lain, dengan hadirnya salah satu start-up dari Indonesia yang berhasil mengalahkan transportasi umum konvensional, yaitu Gojek, telah memudahkan konsumen dalam pembelian dan pengiriman makanan dimana semula konsumen datang ke restoran dan memilih makanan dari menu yang disediakan, namun dengan adanya Gofood yang di-support oleh Gojek merubah konsumen untuk tidak perlu lagi datang ke restoran karena semua dapat dilakukan di dalam genggaman smartphone yang kita miliki
Perkembangan digital sungguh bersifat disruptif terhadap berbagai industri. Contohnya dalam bisnis e-commerce yang bersifat disruptif terhadap toko retail off-line. Munculnya belanja online mengubah perilaku konsumen yang semula konsumen menikmati memilih barang di toko secara langung, sekarang konsumen dimudahkan dengan banyak pilihan di depan layar gadget mereka dan dengan beberapa klik barang sudah sampai di depan rumah konsumen.
Dengan adanya beberapa contoh tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa era digital sungguh mempengaruhi setiap bagian dari bisnis konvensional terdahulu. Dan untuk kalian yang tertarik mengenai tahapan apa yang harus diterapkan dalam menghadapi era digital saat ini, Pak Andrias merangkum ke dalam tiga hal.
Langkah pertama menetapkan value assessment yaitu apa yang bisa dimanfaatkan dari bisnis yang akan dijalankan kemudian lihat juga apa yang menjadi ancaman dari digital, dengan menetapkan value, trend, serta customer segment, dapat disimpulkan kita haru invest dalam hal apa di digital media.
Langkah kedua yaitu membuat operating model, bagaimana struktur organisasi dalam menjalankan bisnis di digital ini. Dan langkah akhir yaitu execution dengan memperhatikan roadmap untuk mencapai target yang akan diraih. Tiga tahap tersebut didukung dengan 3 kunci strategi yaitu acquisition, retention, dan monetization. So, untuk kalian yang tertarik dengan dunia digital, semoga content ini memberikan inspirasi yah!
*All photos courtesy of Google Image
Comments